Apakah Mayit di Alam Kubur Bisa Melihat Keluarganya yang Masih Hidup?

1. Ulasan Kasus Ghoib

Ulasan mengenai alam kubur ialah ulasan kasus ghoib. Dan kasus ghoib tidak bisa dicapai dengan akal, hati, penyidikan, atau pengalaman. Sebenarnya yang ketahui kasus ghoib secara mutlak hanya Alloh Ta'ala. Ia berfirman:

قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

Ucapkanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang ketahui kasus yang ghaib, terkecuali Allah". (QS. An-Naml/27: 65)

Selanjutnya Allah memberitahu beberapa kasus ghoib melalui wahyuNya ke rasul yang Ia kehendaki. Allah berfirman:

عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا {26} إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

(Dia ialah Rabb) Yang Ketahui yang ghaib, karena itu Ia tidak menunjukkan ke seorangpun mengenai yang ghaib itu.

Terkecuali ke rasul yang diridhai-Nya, karena itu sebenarnya Ia melangsungkan penjaga-penjaga (malaikat) dari muka dan ada berada di belakangnya. (QS. Al-Jinn/72: 26-27)

Maka dari itu kita jangan mengulas atau yakini mengenai suatu hal yang terkait dengan alam kubur terkecuali dengan alasan dari Al-Qur'an dan hadits yang shohih.

2. Mayit dalam Kuburnya repot dengan diri sendiri.

Sebenarnya seorang yang sudah mati, dan ada di alam kubur, ia repot dengan diri sendiri. Karena bila ia seseorang yang sholih, akan memperoleh nikmat kubur, dan bila ia orang kafir, akan memperoleh siksa kubur. Dengan begitu ia tidak pikirkan seseorang, meskipun keluarganya sendiri di dunia. Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wassallam sudah menerangkan ada nikmat kubur dan siksakubur di dalam ada banyak hadits-hadits beliau. Dan ini sebagai persetujuan Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:

الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

Bila seorang hamba sudah ditempatkan dalam kubur, dan ditinggal, beberapa pelayatnya sudah pergi, sebenarnya ia dengar suara ketukan sandal mereka. Dua malaikat akan menghampirinya, lalu mendudukannya dan menjelaskan: "Apa yang dulu kamu ucapkan mengenai lelaki ini, yakni Muhammad sholallohu ‘alaihi wassallam?".

Ia menjawab: "Saya bersaksi beliau ialah hamba Allah dan utusanNya".

Karena itu disebutkan padanya: "Lihatlah rumahmu yang berbentuk neraka, Allah sudah menggantinya untukmu dengan rumah yang berbentuk syurga".

Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda: "Karena itu ia menyaksikan ke-2 nya semua".

Adapun orang kafir atau munafiq, ia akan menjawab: "Saya tidak paham. Saya dulu menjelaskan sama seperti yang disebutkan beberapa orang".

Karena itu disebutkan padanya: "Kamu tidak paham dan tidak ikuti (orang yang tahu)". Selanjutnya ia dipukul sekali dengan palu besi antara dua telinganya. Karena itu ia berteriak dengan pekikan yang dapat di dengar oleh beberapa orang disekelilingnya, terkecuali manusia dan jin".

(HR. Bukhari, no. 1338; Muslim, no. 2870)

Dalam suatu hadits yang paling panjang, dari teman dekat Al-Bara' bin ‘Azib, Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wassallam menerangkan proses kematian orang memiliki iman dan orang kafir. Antara yang beliau sabdakan mengenai orang memiliki iman dalam kuburnya ialah:

(…Kemudian dua malaikat menghampirinya dan mendudukannya: Ke-2 malaikat itu menanyakan: "Siapakah Rabbmu?" Ia menjawab: "Rabbku (Tuhanku) ialah Allah". Ke-2 malaikat itu menanyakan: "Apa agamamu?" Ia menjawab: "Agamaku ialah Al-Islam". Ke-2 malaikat itu menanyakan: "Siapakah lelaki yang sudah diutus ke kamu ini?" Ia menjawab: "Beliau utusan Allah". Ke-2 malaikat itu menanyakan: "Apa ilmumu?" Ia menjawab: "Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan mengiyakannya". Karena itu seorang penyeru berseru dari langit:

أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ

"HambaKu sudah (berbicara) betul, berilah ia bentangan dari surga, (dan berilah ia baju dari surga), bukakanlah sebuah pintu buatnya ke surga".

Selanjutnya hadirlah padanya berbau surga dan harumnya surga. Dan diluaskan untuknya dalam pendamnya sepanjang mata melihat. Dan hadirlah seorang lelaki wajahnya ganteng padanya, kenakan pakaian bagus, beraroma harum, lalu menjelaskan: "Bergembiralah dengan yang membahagiakanmu, berikut harimu yang kamu sudah dijanjikannya (kebaikan)". Karena itu ruh orang mukmin itu menanyakan padanya: "Siapakah kamu, mukamu ialah muka yang bawa kebaikan?"

Ia menjawab: "Saya ialah amalmu yang shalih". Karena itu ruh itu berbicara: "Rabbku (Tuhanku), datangkanlah hari kiamat, hingga saya akan balik ke istriku dan hartaku"

Adapun orang yang kafir, saat ke-2 malaikat itu menanyakan dengan beberapa pertanyaan di atas, karena itu ia selalu menjawab: "Hah, hah, saya tidak paham". Selanjutnya Nabi sholallohu ‘alaihi wassallam meneruskan:

"Karena itu seorang penyeru dari langit berseru:

أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ

"Ia sudah (berbicara) dusta, berilah ia bentangan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu buatnya ke neraka".

Karena itu hadirlah padanya panasnya neraka dan asapnya. Dan kuburnya disempitkan atasnya, hingga tulang-tulang rusuknya berdempetan. Dan hadirlah seorang lelaki wajahnya jelek padanya, kenakan pakaian jelek, beraroma busuk, lalu menjelaskan: "Terimalah berita dengan yang menyusahkanmu, berikut harimu yang kamu sudah dijanjikannya (terburukan)".

Baca Juga : Doa atau Niat Mandi Wajib

Karena itu ruh orang kafir itu menanyakan padanya: "Siapakah kamu, mukamu ialah muka yang bawa terburukan?" Ia menjawab: "Saya ialah amalmu yang jelek". Karena itu ruh itu berbicara: "Rabbku, jangan sampai Kamu tegakkan hari kiamat".

(HR. Ahmad, no. 18063; dishohihkan syaikh Al-Albani dalam Kitab Shahih Al-Jami'ush Shoghiir, no: 1672)

Dan hadits-hadits yang lain banyak. Oleh karena itu beberapa ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah bermufakat mengenai ada ujian kubur yang disertai dengan siksa atau nikmat kubur.

Al-Imam Ibnu Abil ‘Izzi Al-Hanafi -rohimahulloh- berbicara: "Sudah mutawatir hadits-hadits dari Rosululloh sholallohu ‘alaihi wassallam mengenai ada adzab pendam dan enaknya untuk orang yang memiliki hak memperolehnya, demikian pula pertanyaan dua malaikat, karena itu harus yakini dan mengimani kejelasan hal tersebut. Dan kita tidak mengulas bagaimana triknya, karena akal tidak pahami bagaimana triknya, karena kondisi itu tidak dikenali di bumi ini. Syari'at tidak tiba bawa kasus yang tidak mungkin untuk akal, tapi kadang bawa kasus yang memusingkan akal".

(Al-Minhah Al-Ilahiyah fii Tahdzib Syarh Ath-Thohawiyah, hlm. 238)

Baca Juga : Haruskan Mengikhlaskan dan Merelakan Hutang?

Karena itu bila mayit dalam kuburnya telah repot dengan masalahnya sendiri, bagaimana ia akan menyaksikan dan memerhatikan seseorang.

Selanjutnya disamping itu, apa faedah ulasan "orang yang di alam pendam dapat menyaksikan keluarganya yang hidup"?

Kematian tentu bisa terjadi untuk semuanya manusia, karena itu sebaiknya kita mempersiapkan perbekalan untuk melawannya, dengan melakukan perintah dan menjauhi dari larangan. Hanya Allah Tempat Meminta Bantuan. Al-hamdulillahi rabbil ‘alamiin. (Sc:BimbinganIslam)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama