Arti LGBT, Pahami Lebih dalam Singkatan Kata Ini

LGBT ialah akronim dari istilah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Akronim ‘LGB' merujuk pada tujuan seksual tertentu. Dalam pada itu, akronim ‘T' merujuk pada identitas gender seorang pribadi.

Pahami Ide Tujuan Seksual dan Identitas Seksual

Saat sebelum mengulas berkenaan LGBT, penting untuk Anda untuk pahami ide tujuan seksual dan identitas gender lebih dulu, karena ini sebagai dua ide yang terkait dengan istilah LGBT. Berikut penuturannya:

Tujuan seksual

Ini ialah istilah yang merujuk pada minat, baik minat seksual, romantis, dan emosional, seorang ke pribadi yang lain dengan tipe kelamin tertentu. Tujuan seksual terbagi dalam:

  • Heteroseksual
  • Homoseksual
  • Biseksual

Tujuan seksual seorang bukan sebuah hal yang bisa diputuskan atau diganti. Beberapa ahli dan organisasi klinis bahkan juga melihat tujuan seksual sebagai sisi dari karakter seorang.

Identitas gender

Identitas gender sebagai istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan gender seorang. Identitas gender dapat sama dengan tipe kelamin yang dibawa semenjak lahir, juga bisa tidak.

Misalkan, seorang mendeskripsikan identitas gendernya sebagai wanita karena dia lahir dengan tipe kelamin wanita. Tetapi, seorang bisa juga mendefiniskan identitas gendernya sebagai wanita, walaupun dia sebetulnya diputuskan sebagai lelaki semenjak lahir.

Harus diingat jika tujuan seksual dan identitas gender sebagai 2 ide yang lain. Tiap orang mempunyai tujuan seksual dan identitas gendernya masing-masing, tapi gender seorang tidak tentukan tujuan seksualnya.

Sebagai contoh, seorang transgender mungkin menandai dianya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual, atau bahkan juga tidak sama sekalipun.


Mengenali Istilah LGBT


Sesudah ketahui ide tujuan seksual dan identitas gender, baru kita dapat mengulas istilah LGBT lebih dalam. Berikut ialah keterangan berkenaan istilah LGBT:

1. Lesbian

Lesbian ialah tujuan seksual yang merujuk pada minat seksual, emosional, atau romantis seorang wanita ke wanita yang lain. Disamping itu, istilah lesbian sekarang digunakan untuk memvisualisasikan minat seorang transpuan ke wanita atau transpuan yang lain.

2. Gay

Gay ialah istilah yang memvisualisasikan minat seksual, romantis, atau emosional seorang ke pribadi lain dengan tipe kelamin yang serupa. Misalkan, seorang pria tertarik ke pria lain, atau seorang wanita tertarik ke wanita yang lain.

Walau begitu, istilah gay seringkali dipakai untuk memvisualisasikan minat pria ke pria yang lain. Disamping itu, istilah gay dipakai untuk:

  • Transpria yang cuma tertarik ke pria
  • Transpuan yang cuma tertarik ke wanita

Awalnya, tujuan seksual ini disebutkan dengan istilah homoseksual. Tetapi, sekarang istilah homoseksual dipandang seperti istilah yang telah ketinggal jaman dan menyentuh. Oleh karenanya, istilah gay sekarang semakin banyak digunakan dibanding homoseksual.

3. Biseksual

Biseksual atau yang kerap dipersingkat dengan panggilan ‘bi' ialah tujuan seksual yang memvisualisasikan minat seksual, romantis, atau emosional seorang pribadi pada 2 tipe kelamin atau lebih. Sebagai contoh, seorang pria mempunyai minat pada wanita sekalian pria.

Walau begitu, minat yang dipunyai dengan seorang biseksual tidak selamanya sama. Misalkan, ada biseksual yang condong semakin tertarik ke wanita tapi juga mempunyai minat pada pria dan begitupun kebalikannya.

4. Transgender

Transgender atau yang kerap dipersingkat dengan panggilan ‘trans' sebagai istilah yang dipakai untuk memvisualisasikan pribadi yang identitas atau gestur gendernya (maskulin dan feminin) berlainan dari tipe kelaminnya saat lahir (lelaki dan wanita), misalkan:

  • Transpuan, yakni wanita yang diputuskan sebagai lelaki saat lahir
  • Transpria, yakni pria yang diputuskan sebagai wanita saat lahir

Dalam istilah transgender ada istilah transeksual. Transeksual ialah istilah yang dipakai untuk transgender yang telah lakukan peralihan fisik dengan therapy hormon atau operasi, atau lakukan peralihan identitas, seperti peralihan nama atau tipe kelamin.


LGBT dan Kesehatan Psikis


Sebelumnya, LGBT digolongkan sebagai salah satunya masalah psikis. Namun, di tahun 1975, American Psychological Association mengatakan jika tujuan seksual seorang, seperti lesbian, gay, dan biseksual, bukan sebagai masalah psikis.

Tubuh Kesehatan Dunia (WHO) merencanakan untuk hapus transgender dari kelompok masalah psikis. Transgender selanjutnya akan dikelompokkan ke istilah ketidaksamaan gender.

Keputusan-putusan ini dibikin karena beberapa pakar psikologi tidak mendapati ada jalinan di antara tujuan dan identitas seksual dengan keadaan kesehatan psikis seorang.

Kebalikannya, tujuan dan identitas seksual seorang dipandang seperti faktor normal dari seksualitas manusia. Oleh karenanya, dapat diambil kesimpulan jika LGBT bukan sebagai masalah psikis.

Walau begitu, Anda pasti bisa jadi berpendapat atau penglihatan Anda sendiri berkenaan LGBT. Tetapi, sebaiknya kita tidak melihat mata sebelah atau mendiskriminasi barisan LGBT.

Masalahnya riset mengatakan jika barisan LGBT lebih beresiko menanggung derita beragam masalah psikis, seperti masalah kekhawatiran, stres, penyimpangan beberapa obat terlarang, sampai lakukan eksperimen bunuh diri, karena diskriminasi yang diterimanya dari warga.

LGBT ini tidak pantas untuk ditayangkan dan jadi konsumsi khalayak, LGBT ialah penyakit yang perlu diobati, bukan didiamkan denggan alasan toleran," katanya, (12/05).

Kiai Cholil menerangkan jika dalam Islam tidak dibolehkan untuk mengikuti musuh tipe, baik perilaku atau hal yang lain. Kata Kiai Cholil, otomatis, Islam sudah larang ada LGBT.

Kiai mengutarakan jika di tahun 2021 lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah keluarkan Fatwa berkaitan LGBT. Hal itu diterangkan pada Fatwa nomor 57 Tahun 2014 Mengenai Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan.

Dalam fatwa itu, MUI menerangkan jika sikap menyenangi sama-sama tipe ialah sikap menyelimpang yang perlu dilempengkan.

"Tujuan seksual pada sama-sama tipe ialah abnormalitas yang perlu sembuh dan penyelewengan yang perlu dilempengkan. Homoseksual, baik lesbian atau gay hukumnya haram, dan sebagai wujud kejahatan (jarimah)," begitu kata Kiai Cholil.

Selanjutnya, Ketua Sektor Ceramah dan Ukhuwah MUI pusat itu sampaikan jika kaum muslim tetap harus mengasihi aktor LGBT itu. Sebagai kaum muslim tidak dibetulkan biarkan mereka (aktor LGBT) terperosok dalam soal - hal yang sangat terang dilarang dalam Islam.

"Langkah mengasihi mereka (Aktor LGBT) bukan dengan biarkan mereka tumbuh dengan ketidak normalan. Tapi langkah kita mengasihi mereka ialah balikkan mereka ke kenormalan mereka, yakni lelaki menikah dengan wanita dan wanita dinikahi lelaki," papar beliau.

Kiai Cholil memperjelas jika perlakuan LGBT sebagai perlakuan ketidaknormalan. Jika didiamkan secara terus-terusan, dicemaskan bisa banyak yang terperosok dalam ketidaknormalan itu.

Secara logis, bila perlakuan LGBT ini tidak selekasnya diatasi maka berpengaruh besar pada angkatan bangsa Indonesia. Aktor LGBT tidak bisa mendapat turunan, yang maknanya tidak memberi angkatan selanjutnya untuk bangsa Indonesia. Sc:(mui.or.id)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama