Cerita Lengkap Guru Di SMA Sragen Rundung Siswi Gegara Jilbab, Diancam Ganjar - Dikecam KPAI

Foto: Detik.com

Solo - Kasus seorang guru di SMAN 1 Sumberlawang yang membentak siswinya gara-gara tidak berhijab menjadi panjang. Pemerintah provinsi Jawa tengah turun tangan dan guru disuruh tanda-tangani surat pengakuan dengan teror pecat didalamnya.

Berikut perjalanan kasus yang mengakibatkan siswi berinisial S (15) itu sekarang malas pergi ke sekolah.


Awalnya Mula Kasus Tersingkap

Orangtua S, Agung Purnomo, menyampaikan sangkaan penghinaan yang dirasakan putrinya ke Polres Sragen pada Rabu (9/11). Agung waktu itu menjelaskan ketetapannya untuk mengadu ke polisi karena faksi sekolah dinilai tidak memberi penuntasan secara nyata.

"Bukan permasalahan ingin lakukan penegakan atau pengusutan hukum meminta polisi semacam itu, tidak. Polisi teman dekat warga yang selalu layani kapan saja dan di mana saja ada. Dari segi situ saya masuk. Mudah-mudahan nanti kepolisian jadi perantara di tengah-tengah," kata Agung saat dikontak detikJateng, Rabu (9/11).

"Anak saya di situ kebenaran tidak berkerudung. Ada (pelaku) guru yang membentak ia, dan condong ke bullying," sambungnya.

Menyikapi pengaduan itu, Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama menerangkan, sama sesuai ketentuan, pengaduan itu kelak akan diolah oleh anggotanya. Pengaduan itu akan disaksikan pelanggaran hukum dan proses penuntasannya.

"Jalurnya, demikian aduan, kelak diasesmen Reskrim. Kelak seperti apakah. Adakah pelanggaran hukum atau restorative justice," kata Piter ke reporter, Kamis (10/11).


Guru Matematika SMAN 1 Sumberlawang Sragen Meminta Maaf

Foto: Detik.com

Guru Matematika SMAN 1 Sumberlawang, Suwarno (54), yang dilaporkan Agung orangtua salah satunya siswanya ke Polres Sragen karena diperhitungkan lakukan penghinaan.

Permasalahan ini ada saat Suwarno disebutkan minta salah satunya siswinya yang duduk di kelas X untuk menggunakan hijab. Ia sampaikan itu saat jam pelajarannya di muka kelas pada Kamis (3/11).

"Saya berikan pada umumnya di kelas agar anak lainnya tahu. Menggunakan hijab bukan lantaran baju budaya atau pantas-patutan. Tetapi menggunakan hijab itu karena perintah Allah . Maka menggunakan hijab itu perintah Allah, bukan lantaran perintah gurunya, saya ingin anak-anak menggunakan hijab dengan kesadaran diri, dengan tulus, tidak dipaksakan dan tidak didesak. Saya sampaikannya semacam itu," katanya saat dijumpai di SMAN 1 Sumeberlawang, Kamis (10/11).


S Tidak Cuma Sekali Dirundung

Agung mengutarakan, putrinya itu tidak sekali saja memperoleh tindakan yang tidak menyenangkan. Bahkan juga, saat sebelum memperoleh peringatan dari dari guru Matematika, S telah dibully oleh kakak kelas.

Peristiwa itu, kata Agung, terjadi bahkan juga saat sebelum kasus peringatan guru itu terjadi. Agung bercerita, sangkaan kasus penghinaan terjadi semenjak awalnya masuk sekolah yaitu dengan menanyai apa agamanya dan argumen tidak menggunakan hijab.

"Ke-2 saat jam kosong, anak saya yang satu meja didatangin kakak kelas ditanyakan, 'sebelahmu agamanya apa kok tidak berjilbab'," katanya, Jumat (11/11).

Paling akhir, lanjut Agung, peringatan berkenaan penggunaan hijab dilaksanakan oleh guru matematika yaitu Suwarno saat jam pelajaran.

Rekan Sekelas Berikan Support

Rekan kelas memberi support semangat ke S dengan mengirim surat. Surat itu dikasih ke S pada Sabtu (5/11) kemarin.

Ayah S, Agung Purnomo (47), menjelaskan surat itu langsung diberikan oleh rekan-rekan anaknya. "Saat kesini itu hari Sabtu, saya dan istri punyai aktivitas, jadi tidak bertemu rekan-rekan anaknya," kata Agung, Jumat (11/11/2022).

Isi surat itu salah satunya "Janganlah lupa esok senin pergi sekolah ya", "Mudah-mudahan permasalahan cepat usai ya, janganlah lupa makan dan tidur yang memadai, jika habis makan janganlah lupa ber** wkwk, dinanti di sekolah ya, semangat kalian, love you", "Semangat ya elok tidak boleh dipikir perkataan orang yang lain, masih tetap jadi individu sendiri dan oh iya cepat balik ya, selamat istirahat".

Agung menyebutkan karena ada surat dan support dari rekan sekelas itu mengisyaratkan jika putrinya gampang berkawan dengan rekan sekelas.

"Iya tu kemudahan rekan-rekan sendiri, mereka kesini langsung. Jika banyak support memiliki arti anak saya ini tidak punyai lawan dengan rekan kelasnya," katanya.


Kakak S Pernah Alami Intimidasi Karena Hijab di Sekolah

Rupanya kakak S sempat juga mendapatkan intimidasi yang sama berkaitan dengan hijab. Hal itu disingkap oleh ayah S, Agung Purnomo (47).

Menurut dia, kakak S yaitu Z mendapatkan tindakan tidak membahagiakan dari lingkungan sekolah karena tidak kenakan hijab pada 2020 kemarin. Agung menjelaskan, waktu itu Z yang bersekolah di SMAN 1 Gemolong mendapatkan intimidasi berbentuk pesan WhatsApp yang dikirim tiap hari oleh salah satunya pengurus Rohis.

Pesan yang berisi keinginan untuk berhijab itu makin lama mengarah pada intoleransi dan mengejek keluarga Z. Ke-2 peristiwa yang menerpa 2 anaknya ini membuat Agung trauma.

"Saya itu trauma sebetulnya, dahulu anak saya yang pertama (mendapatkan intimidasi) pada bulan yang serupa, November," kata Agung ke detikJateng di rumah tinggalnya.


Disdik Jawa tengah dan Ombudsman Turun Tangan

Kepala Dinas Pengajaran (Disdik) Jawa tengah Uswatun Hasanah membuka suara berkaitan kasus penghinaan siswi SMAN 1 Sumberlawang, Sragen. Uswatun menyebutkan usaha permintaan maaf dan pembimbingan telah dilaksanakan.

"Yang berkaitan telah membuat surat pengakuan meminta maaf dan telah kami tonton dan telah kami adukan pada Bapak Gubernur," kata Uswatun lewat pesan singkat, Jumat (11/11).

Faksi sekolah disebutkan pernah menjumpai keluarga korban, tetapi sampai sekarang ini keinginan maaf itu belum diterima. Sekarang ini, guru itu sedang dibina oleh Dinas Pengajaran Jawa tengah.

"Hingga kini (keluarga pelajar) belum terima keinginan maaf," katanya.

"Konsep proses pembimbingan dan usaha meminta maaf pada keluarga telah dilaksanakan. Seterusnya lewat Kabid SMA dan Kepala Dinas Pengajaran, dilaksanakan pembimbingan sekalian pengakuan jika akui bersalah dan mohon maaf dan tidak mengulang-ulang kembali," terangnya.

Ombudsman Jawa tengah turut mengawasi berkaitan sangkaan siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen dilanda oleh salah satunya guru gara-gara tidak menggunakan hijab. Ombudsman menggerakkan proses pembimbingan untuk pastikan peristiwa sama tidak terulang lagi.

Kepala Ombudsman Propinsi Jawa tengah Siti Farida menjelaskan dari pengamatan yang sudah dilakukan, penuntasan permasalahan masih diusahakan beragam faksi.

"Kami terus mengawasi. Koordinir kami dengan Pemerintah provinsi Jawa tengah, terhitung Dinas Pengajaran dan Kebudayaan, intens untuk menuntaskan permasalahan yang dilaporkan," kata Siti saat dikontak detikJateng, Jumat (11/11).

Siti memperjelas pada dasarnya diharap persoalan itu selesai dan untuk pembimbingan di depan supaya tidak terulang lagi baik dilaksanakan oleh pelajar atau tenaga pengajar.

"Ada pembimbingan di depan, bagaimana untuk pastikan siapa saja terhitung tenaga pengajar tidak untuk ke arah perlakuan bullying," kata Siti.


Ganjar Mengancam Pecat Guru SMAN 1 Sumberlawang

Foto: Detik.com

Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo menyebutkan faksinya telah mengurusi kasus itu.

"Sudah, sudah. Kita urus semua," kata Ganjar ke reporter di antara moment Borobudur Marathon 2022 kelompok Bank Jawa tengah Tilik Candi, Minggu (13/11/2022)

Ganjar menyebutkan faksinya telah minta guru yang berkaitan, Suwarno (54) untuk tanda-tangani surat pengakuan. Ganjar akui akan mengeluarkan guru itu bila mengulang tindakannya.

"Gurunya kita meminta untuk tanda-tangan pengakuan tidak mengulang-ulang, jika mengulang-ulang tidak pecat," tegas Ganjar. Sc:(Detik.com)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama